08 November 2009

Evolusi

Pendahuluan

Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman disebut Evolusi. Evolusi dalam biologi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam waktu jutaan tahun. Evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup yang ada di dunia. Evolusi mempelajari bagaimana spesies baru dapat muncul dari berbagai spesies tumbuhan dan hewan dalam jangka waktu tertentu. Evolusi juga mempelajari bagaimana spesies-spesies yang berbeda dapat memiliki kekerabatan.

Teori Evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah dikemukakan para ahli, tetapi nampaknya belum ada satupun teori yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup.

Sejak abad ke-6 sebelum Masehi, banyak ahli yang berusaha mengemukakan pendapatnya tentang asal usul berbagai jenis makhluk hidup yang ada di dunia dan banyak pendapat mereka menjadi fondasi Teori Evolusi.

1. Anaximander

Filsuf Yunani ini sering disebut evolusionis pertama. Anaximander mempercayai manusia berevolusi dari makhluk akuatik mirip ikan yang berpindah ke darat.

2. Empedocles

Empedocles menyatakan bahwa kehidupan mucul dari lumpur kemudian berubah menjadi hewan. Menurutnya makhluk-makhluk pertama memiliki bentuk seperti monster. Bentuk makhluk-makhluk yang paling baik dapat bertahan hidup. Pemikiran Empedocles ini adalah bentuk dari seleksi alam yang merupakan mekanisme penting dalam evolusi.

3. Erasmus Darwin

Ia menulis prosa berjudul Zoomonia yang intinya, kehidupan itu berawal dari asal mula yang sama dan bahwa respons fungsional akan diwariskan pada keturunannya. Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Darwin.

4. Sir Charles Lyell

Lyell berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses yang bertahap dalam jangka waktu lama. Pendapatnya bertentangan dengan pendapat kebanyakan pada waktu itu yang menganggap bumi masih berusia muda. Lyell menerbitkan teorinya dalam buku Principles of Geology. Hasil karyanya mempengaruhi Charles Darwin, dan Lyell menjadi salah satu pendukung Darwin.

5. George Cuvier

Menyatakan bahwa pada setiap masa diciptkan makhluk hidup yang berbeda. Teori ini disebut katastropisme

Pencetus Teori Evolusi

1. Lamarck

Jean Baptiste de Lamarck adalah seorang ahli biologi Prancis yang menjelaskan evolusi berdasarkan suatu gagasan bahwa perubahan bada suatu individu disebabkan oleh lingkungan dan besifat diturunkan , disebut teori Lamarckisme. Hipotesis Lamarck diformulasikan sebelum era biologi modern . Pada saat itu teori sel belum dikenal, dan diperlukan satu abad lagi sebelum peran gen-gen dan kromosom diketahui. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa suatu teori yang tidak dapat dipertahankan dalam ilmu pengetahuan modern, diajukan pada waktu itu.

2. Charles Darwin

Charles Robert Darwin adalah seorang peminat ilmu alam dari Inggris.

Berawal dari pengamatannya, pemikiran Darwin mengenai adanya variasi mulai berkembang. Darwin kemudian memperoleh ide tentang evolusi yang didasarkan atas pokok-pokok pikirannya, yaitu:

a. Makhluk hidu bervariasi dan beberapa variasi sifatnya dapaat diturunkan. Tidak ada dua individu yang sama persis dalam suatu spesies (kecuali kembar identik).

b. Setiap populasi cenderung bertamba banyak, karena setiap makhluk hidup mampu berkembang biak. Jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak dari yang bertahan hidup.

c. Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus.

d. Individu-individu bekompetensi untuk memperoleh sumber daya agar mampu bertahan hidup.

e. Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat mereka dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan lingkungan tertentu.

f. Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang adaptif terhadap lingkungan yang dapat hidup dan menurunkan sifat adaptif tersebut.

Pokok-pokok pikiran dalam teori Darwin tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan sehari-hari yang dapat kita jumpai antara lain sebagai berikut:

a. Adanya vaariasi individu dalam satu keturunan.

b. Bertambah banyaknya populasi.

c. Adanya suatu perjuangan untuk bertahan hidup.

d. Adanya seleksi alam. Hanya individu yang memiliki sifat yang sesuai dengan lingkungannya yang dapat bertahan hidup.

Darwin memikirkan ide-idenya tentang evolusi. Satu hal yang menggangunya adalah, evolusi seharusnya terjadi dalam waktu yang lama, ratusan ribu hingga jutaan tahun. Padahal, pendapat yang popular dikalangan ahli pada waktu itu bumi bari berusia 6000 tahun. Darwin menemukan jawabannya dalam buku karangan Charles Lyell, Priciples of Geology, Lyell mengatakan bahwa bumi ini sudah sangat tua sehingga memberikan “waktu” yang diperlukan untuk makhluk hidup untuk berevolusi.

Dari tulisan Lyell, Darwin membuat kesimpulan berikut:

a. Deretan fosil yang terdapat di batuan muda berbeda dengan deretan fosil pada batuan tua.

b. Perbedaan itu disebabkan perubahan yang berangsur-angsur dan perlahan-lahan.

  1. August Weismann

Teori Darwin sangat mempengarihi perkembangan seleksi alam. August Weismann, seorang ahli biologi, mencoba untuk menerapkan teori Darwin dalam peristiwa genetika.

Weismann perpendapat bahwa sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Ia membuktiakn pendapatnya dengan mengawinkan dua tikus yang dipotong ekornya. Hingga generasi ke-21, semua anak tikus yang dilahirkan dari keturunan kedua tikus tadi berekor panjang. Weismann pun menyatakan bahwa:

a. Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan ke generasi berikutnya. Hal ini membuktikan bahwa teori Lamarck tidak benar.

b. Evolusi adalah masalah pewarisan gen-gen melalui sel kelamin atau evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor genetika.

Faktor yang Mempengaruhi Evolusi

Seorang professor matematika dari Inggris, Godfrey Harold Hardy dan seorang dokter dari Jerman, Wilhelm Weinberg, secara terpisah mempublikasikan analisisnya mengenai keseimbangan gen dalam populasi yang dikenal sebagai Hukum Hardy-Weinberg.

Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel atau gen dalam populasi dapat tetap stabil dan tetap berada dalam keseimbangan dari generasi ke suatu generasi, dengan syarat:

a. Jumlah populasi besar.

b. Perkawinan secara acak.

c. Terjadi mutasi maju balik.

d. Tidak ada seleksi.

e. Tidak ada migrasi .

Sampai saat ini, telah diketahui beberapa factor yang menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan frekuensi gen atau alel di dalam suatu populasi. Faktor-faktor tersebut antara lain perkawinan tak acak, migrasi, hanyutan genetic, seleksi alam, mutasi, rekobinasi dan seleksi.

1. Perkawinan Tak Acak

Pada kenyataannya, tidak ada perkawinan yang benar-benar acak. Perkawinan umumnya dipengaruhi faktor pilihan. Akibat dariperkawinan tak acak, alel yang membawa sifat yang lebih disukai akan sering dijumpai dalam populasi. Sebaliknya, jika alel tidak disukai akan menjadi bekurang bahkan hilang dari populasi.

2. Migrasi

Individu yang meninggalkan populasi (emigrasi), akan membawa alel keluar. Sebaliknya alel yang masuk kedalam populasi (imigrasi), akan membawa alel yang berpotensi menjadi alel baru. Pergerakan alel antarpopulasi ini disebut arus gen. Migrasi menyebabkan bertambahnya variasi sifat dalam suatu populasi.

3. Hanyutan Genetik

Jika ada sebagian anggota populasi yang terpisah dari populasi besar atau kawin hanya antarpopulasi mereka, frekuensi alel akibat adanya populasi kecil yang memisah dari populasi besar ini disebut hanyutan genetik.

4. Seleksi Alam

Terjadinya perubahan pad suatu lingkungan hidup akan mengakibatkan terjadinya dua hal, yaitu:

a. Organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

b. Organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru akan mati atau pindah ke daerah lain yang tidak mengalami perubahan lingkungan.\

Suatu organisme dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya jika memiliki fenotipe yang sesuai untuk melangsungkan proses kehidupannya dengan lancer dan aman.

5. Mutasi

Mutasi merupakan perubahan materi genetic yang bersifat menurun. Mutasi dapat terjadi pada semua organisme dan merupakan sumber adanya variasi hereditas.

6. Rekombinasi dan Seleksi

Bagian terpenting dari mekanisme evolusi adalah adanya rekombinasi gen. Rekombinasi gen dapat berlangsung melalui perkawinan sehingga reproduksi seksual merupakan faktor penting dalam proses evolusi.

Terbentuknya Spesies baru

Timbulnya spesies baru (spesiasi) merupakan suatu mekanisme evolusi. Apabila dua varietas dari suatu spesies tertentu menghuni dua tempat yang sangat berbeda, sehingga tidak dapat mengadakan hubungan reproduksi, maka varietas tersebut akan megalami berubahan dan akhirnay menjadi dua spesies yagn berlainan.

Isolasi merupakan kunci terjadinya spesies baru, karena isolasi menceegah terciptanya kembali keragaman antarspesies melalui hibridisasi.

Isolasi ada 2 macam, yaitu:

- Isolasi Geografi, yaitu dipisahkan oleh tempat

- Isolasi Reproduksi, dapat terjadi melalui isolasi ekologi, musim, tingkah laku, mekanik, dan isolasi gamet

Bentuk-bentuk isolasi diuraikan berikut ini.

1. Isolasi Geografi

Isolasi Geografi adalah isolasi yang terjadi akibat keadaaan alam. Isolasi Geografi terjadi jika organisme dari suatu spesies berpindah ke lingkungan baru yang berbeda dari lingkungan asal. Di lingkungan baru ini, organisme akan beradaptasi membentuk populasi.

2. Isolasi Ekologi

Isolasli Ekologi disebabkan karena dua spesies berbeda yang berkerabat dekat terdapat di daerah geografi yang sama, namun pada habitat berbeda.

3. Isolasi Musim

Isolasi Musim (temporal) disebabkan oleh masa kawin atau kematangan gamet yang berbeda.

4. Isolasi Tingkah Laku

Isolasi tingkah laku menghalangi fertilisasi karena adanya perilaku tertentu atau ritual yang berbeda-beda sebelum terjadi perkawinan. Ritual ini dapat berupa pertukaran sinyal antara jantan dan betina. Biasanya, hewan jantan member tanda atau sinyal tertentu yang dapat berupa tingkah laku, suara, atau ekskresi zat kimia. Sinyal tersebut hanya dapat dimengerti oleh betina pasangannya. Jadi, betina spesies lain tidak mengerti sinyal tersebut sehingga perkawinan antarspesies tidak terjadi.

5. Isolasi Mekanik

Isolasi mekanik menghalangi perkawinan akibat struktur kelamin yang berbeda. Perbedaan morfologi atau anatomi membuat dua spesies berbeda tidak dapat kawin.

6. Isolasi Gamet

Isolasi gamet menghalangi terjadinya pembuahan akibat susunan kimiawi dan molekul yang berbeda antara dua sel gamet.

Petunjuk Evolusi

Bukti-bukti terjadinya evolusi dapat terlihat dari petunjuk-petunjuk berikut ini.

1. Adanya Variasi Individu dalam Satu Keturunan

Di dunia ini, tidak pernah dijumpai dua individu yang identik. Bahkan anak kembar sekalipun, pasti mempunyai suatu perbedaan. Demikian juga dengan individu-individu dalam satu spesies. Perbedaan tersebut antara lain pada warna kulit, ukuran, berat, kefaalan, dan kebiasaan. Antara individu-individu dalam satu spesies terdapat variasi. Faktor penyebab variasi adalah faktor dalam berupa gen dan faktor luar berupa makanan, keadaana tanah dan suhu.

2. Homologi Organ Tubuh

Berbagai makhluk hidup yang kelihatannya sangat berbeda, ternyata masih menunjukkan persamaan. Unsur persamaan yang dimiliki semua sel adalah adanya sitoplasma, yang di dalamnya terdapat materi genetik berupa molekul DNA dan molekul RNA. Adanya unsur persamaan dapat dipakai untuk menentukan hubungan kekerabatannya.

3. Perbandingan Embriologi

Semua anggota vetebrata dalam perkembangan embrionya mennunjukkan adanya persamaan. Adanya persamaan perkembangan pada semua golongan vetebrata, menunjukan adanya hubungan kekerabatan. Pekembangan individu mulai dari ovum dibuahi hingga individu tersebut mati disebut ontogeni. Jadi, perkembanganny ontogeni makhluk hidup merupakan pengulangan dari filogeni (sejarah perkembangan evolusi makhluk hidup).

4. Fosil

Informasi yang diperoleh dari para ahli antropologi dan paleontologi dari fosil dan peninggalan-peninggalan masyarakat purba, memungkinkan para ilmuan untuk mempersiapkan suatu bagan silsilah spesies manusia.

Spesies manusia berkembang secara perlahan-lahan, baik dalam pengertian biologis maupun cultural. Hal ini diketahui berdasarkan fosil dari genus Homo yang ditemukan di India, Cina, Eropa dan Afrika. Kata fosil berasal dari bahasa latin yang artinya menggali. Istilah fosil dapat diartikan sebagai sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang sudah membatu. Ilmu yang mempelajari fosil sendiri yaitu paleontologi.

Pandangan Baru Tentang Evolusi

Gagasan evolusi Darwin dalam bukunya “On The Origin of Species by Means of Natural Selectiondan Preservatoin of Favored Races in Struggle for Lifemenyatakan bahwa organism yang sesuai dengan lingkungannya akan dapat bertahan hidup, sedangkan yang lainnya yang kalah akan musnah. Alam adalah arena perjuangan dan kompetisi yang mulai diterapkan pada manusia. Sedangkan pada tumbuhan maupun hewan, seleksi alam hanya berlaku pada yang cacat. Organisme yang kalah hanya sebagian kecil, sementara yang lolos masih tetap banyak dan dapat mempertahankan diri hingga saat ini.

Sejak dikemukakan pertama kali oleh Charles Darwin, teori evolusi telah mendapat tentangan dari berbagai pihak. Pihak yang tidak setuju dengan pendapat Darwin mengemukakan bahwa, makhuk hidup tercipta dengan yang ada sepertis saat ini. Ini disebut teori penciptaan dan berkembang menjadi teori-teori yang pada intinya mendukung teori penciptaan (creationism). Salah satu teori penciptaan adalah teori Intelligent Design. Menurut teori ini, semua makhluk hidup dan alam semesta oleh Tuhan secara terencana dan bukan ketidaksengajaan

07 November 2009

Teori Charles Darwin

Pendahuluan

Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan, transformasi, atau evolusi biologi.

Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji. Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat terbentuk species baru: evolusi adalah perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke masa; dan evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada populasi dari masa ke masa. Evolusi telah mempersatukan semua cabang ilmu biologi.

Idea tentang terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran manusia. Namun, di antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya teori evolusi oleh Darwin yang paling dapat teori . Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi sangat menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.

Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan – Universal Creation), dukungan dan pengkayaan-pengkayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan “Modern Sintesis”, bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah di bawah ini merupakan hasil pengkayaan yang mencerminkan pergulatan pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi: berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan berdasarkan skala produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).

Topic yang akan dibahas dibawah ini meliputi perkembagan teori evolusi Darwin dan implikasi dari teori evolusi biologi Darwin terhadap cara pandang kita tentang keberadaan makhluk dan alam semesta.

Perkembangan Teori Evolusi Darwin

1. Sejarah Singkat Charles Darwin (1809 – 1882)

  • 1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle.
  • 1844: Draft buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” telah selesai.
  • 1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal Society, berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin dan Wallace di forum Society.
  • 1859: Publikasi buku “ On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
  • 1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin
  • Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku “Descen of Man” (1871) dan “The Expression of Emotion in Man and Animals” (1871).

Buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” yang diterbitkan tahun 1959 ini, menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis lain (selain kitab suci) selama ini.

2. Perkembangan Teori Evolusi

Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:

  • Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
  • Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
  • Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
  • Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).

Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:

1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.

2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those that are ‘injurious’”.

Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:

a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (Universal Creation).

b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895).

c. Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).

Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis.

Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:

a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.

b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.

c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).

d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.

e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.

Implikasi Teori Evolusi Darwin

1. Asal Usul Spesies

Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:

a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.

b. Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.

c. Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”. Goethe mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa Bauplane untuk hewan.

Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekauatan supranatural dalam pembentukan spesies adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti Owen dan Lois Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959) di halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah archetype adalah “interesting” dan “unity of type”nya merupakan “hukum” biologi yang penting. Kemudian setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya. Darwin pada edisi berikutnya menambahkan “…tetapi itu bukan penjelasan ilmiah”. Menurut Darwin penjelasan tentang “homologi” dan “unity of types” terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait dengan archetype tidak ilmiah. Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai proses, sementara konsep archetype adalam timeless. Secara umum Darwin adalam penganut paham Materialisme.

2. Seleksi Alam

Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.

Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian. Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.

Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu generasi ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat bertahan hidup dalam beberapa generasi. Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada kematian di antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena anggota populasi dengan genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang berbeda atau berkembang mencapai matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan mengurangi jumlah individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan seleksi kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas, sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan jumlah individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang ditunjukkan dalam angka kematian (Dobzhansky, 1970).

Darwin telah menerim, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer “survival of the fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi alam, namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat bertahan hidup dan bereproduksi. Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu atau jenis pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang. Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling bertenaga, melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile.

Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja (Dobzhansky, 1970).

Implikasi dari teori evolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang filsafat namun juga social-ekonomi dan budaya:

  • Penggantian cara pandang bahwa dunia tidak statis melainkan berevolusi.
  • Paham creationisme berkurang pengaruhn ya.
  • Penolakan terhadap teleology kosmis.
  • Penjelasan “desain” di dunia oleh proses materialistic seleksi alam, proses yang mencakup interaksi antara variasi yang tidak beraturan dan reproduksi yang sukses bersifat oportunistik yang sepenuhnya jauh dari dogma agama.
  • Penggatian pola pikir Essensialisme oleh pola pikir populasi.
  • Memberikan inspirasi yang disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik seperti gerakan Nazi di Jerman, Musolini di Italia, kebijakan “eugenic” di Singapura di masa Lee Kuan Yu dan berkembangnya ekonomi liberal yang dikemas dengan label Social-Darwinian.

Islam Dan Teori Darwin

Secara ilmiah teori evolusi Darwin utama belum dapat dikatakan runtuh, karena sebelum ditemukan bukti-bukti empiris yang bertentangan dengan kesimpulan teori tersebut, maka pernyataan dalam teori itu masih dianggap benar. Akan tetapi sampai saat ini banyak kalangan masih meragukan kebenaran teori itu terutama dari kalangan agama.

Saat ini Indonesia kebanjiran buku-buku Islam yang diproduksi Dr. Harun Yahya yang “menyerang” teori Darwin. Dari segi teologis ada kekuatiran bahwa teori Darwin akan mengusir Tuhan dari kehidupan, namun Haidar Bagir, pakar filsafat Islam, tidak sepenuhnya sependapat dengan Harun Yahya. Bagir (2003) menanggapinya dengan mengatakan “Sikap kita terhadap keyakinan Darwinian mengenai sifat kebetulan dan materialistic asal-usul kehidupan yang terkandung dalam teori itu sudah jelas. Kita menolaknya. Tidak demikian halnya dengan kesimpulan utama teori ini mengenai sifat-sifat evolusioner kehidupan. Karena betapapun demikian, tetap saja Tuhan bisa dipercayai sebagai Dzat di balik semua gerakan evolusi itu…”. Tentang prinsip survival of the littest, Bagir justru membenarkannya dan kita harus mengambil hikmahnya, karena hal itu sesuai dengan kenyataan sehari-hari dan didukung oleh tidak bertentangan dengan kandungan Alqur’an. Dingin dari dari dua sisi yaitu aspek teologis dan sisi etis.



Sumber: grelovejogja.wordpress.com

Oleh: Drs. Bambang Agus Suripto, SU., M.Sc. (Dosen Fakultas Biologi UGM)